Senin, 08 Agustus 2011

Thamrin Manan, SH (Ketua Yayasan Peduli Peristiwa PDRI)


"Selamat Jalan Pak Thamrin.."

Payakumbuh, Padek-Sumatera Barat kembali kehilangan putera terbaiknya. Thamrin Manan, ketua Yayasan Peduli Peristiwa PDRI, mantan hakim, politisi, pengacara, pendiri Yayasan Kebangkitan Islam, Yarsi, dan Sekolah Islam Raudhatul Jannah ini meninggal dunia, Sabtu (16/7), pukul 12.45 WIB di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh. 

Thamrin Manan meninggal dalam usia 77 tahun. Beberapa bulan sebelum meninggal, sosok yang dikenal getol memperjuangkan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) sebagai Hari Bela Negara ini, sempat mengikuti operasi jantung.

"Sejak operasi jantung, kesehatan bapak memang menurun. Faktor usia juga membuat beliau kerap mengeluhkan sakit," ujar Hj Erlaini, istri Thamrin Manan kepada Padang Ekspres di rumah duka, Kelurahan Koto Baru Balai Janggo, Nagari Koto Nan Godang, Kecamatan Payakumbuh Utara.

Selain meninggalkan Hj Erlaini yang setia merawatnya, Thamrin Manan juga meninggalkan 9 orang putra-putri. Yaitu, Thantawi Jauhari, Yuri Oktavian Thamrin, Muhammad Iqbal, Rina Hayati, Rita Martini, Neni Utama Sari, Eno Roni Perkasa, Ratih Indriyani dan Hanif Thamrin.

Dalam pandangan putranya Yuri Oktavian Thamrin yang merupakan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, serta keponakannya Reza Pahlevi Datuak Rajo Ka Ampek Suku yang anggota DPD RI, sosok Thamrin Manan adalah sosok bapak dan paman yang sangat mereka teladani.

Tidak hanya dalam lingkungan keluarga, Thamrin juga menjadi teladan masyarakat Sumbar dari berbagai kalangan. Sikap Thamrin yang konsisten dalam memperjuangkan PDRI sebagai Hari Bela Negara, membuat Mendagri Gamawan Fauzai menaruh hormat kepadanya.
"Salam hormat saya buat Pak Thamrin Manan yang sejak dulu getol memperjuangkan PDRI sebagai Hari Bela Negara," ujar Gamawan 

Fauzi saat membuka seminar nasional Satu Abad Mr Syafruddin Prawiranegara di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, 3 April lalu. Gamawan juga menyampaikan duka cita mendalam, sewaktu meninggal Thamrin telah berpulang.

Ucapan belangsungkawa juga disampaikan Ketua DPD RI Irman Gusman, tokoh nasional AM Fatwa, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wali Kota Payakumbuh Josrizal Zain, Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo, Bupati Sijunjung Yuswir Arifin, Wawako Bukittinggi Harma Zaldi, Wawako Payakumbuh Syamsul Bahri, dan Kadivre Riau Pos Grup Padang H Sutan Zaili Asril.

"Pak Thamrin Manan adalah tokoh tiga zaman dan tokoh umat. Beliau telah memberi dedikasi yang besar untuk agama, sejarah, pendidikan, kesehatan, politik bahkan hukum. Kepergian beliau, membuat Payakumbuh kehilangan seorang putra terbaik," ujar Josrizal Zain.

Sementara, kolega Thamrin Manan di Yayasan Peduli Peristiwa PDRI Nurberita Ben Yuza dan Ferizal Ridwan menilai, Thamrin Manan sebagai sosok yang memiliki cara berpikir kritis dan konsistensi sikap yang jarang dimiliki orang lain.

Sejak Orde Baru berkuasa, Pak Thamrin sudah kritis. Dia rela meninggalkan jabatan hakim dan Ketua Pengadilan Negeri di Jambi, karena hal-hal yang bertentangan dengan nurani dan prinsip sebagai umat Islam. Saat menjadi pengacara, dia juga lebih banyak menjadi pengacara rakyat, ujar Ferizal Ridwan.

Anggota DPRD Sumbar Dedi Supardi, Wakil Ketua DPRD Payakumbuh Sudirman Rusma, mantan Wakil Ketua DPRD Asmadi Taher, Ketua PBB Payakumbuh Syafril Siq, dan Kepala Raudhatul Jannah Syamsuardi Datuak Majo Indo, menilai sosok Thamrin sebagai sosok yang tidak jemu-jemu memperjuangkan sesuatu yang diyakininya benar. "Beliau sangat konsisten dan gigih dalam berjuangan. Beliau adalah kader Pak Natsir yang peduli dengan perjuangan ummat Islam. Beliaulah yang mendirikan Yayasan Kebangkitan Islam, Yarsi, Raudhatul Jannah, dan LBH Krista," ujar Supardi yang mengaku kader Thamrin Manan.

Soal kritikan-kritikan yang disampaikan Thamrin kepada pemerintah, Wawako Payakumbuh Syamsul Bahri menilai, hal tersebut sebagai bentuk perhatian terhadap jalannya pemerintahan. "Sikap seperti itu juga diperlukan, agar kita tahu di mana kekurangan kita dan apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Yang jelas, kita pemerintah kota berduka dengan kepergian Pak Thamrin Manan," ujar Syamsul Bahri.

Thamrin Manan sendiri lahir di Payakumbuh tahun 1934 dari hasil pernikahan pasangan suami-istri Abdul Manan Burhanudin dengan Hj Rabbais. Pendidikannya dilalui di Sekolah Rakyat Koto Nan Gadang, Sekolah Sambungan Bunian, dan SMP 1 Payakumbuh.

Semasa remaja atau meletus Agresi II Belanda, Thamrin pernah bergabung dengan Pasukan Mobile Teras, Fron Payakumbuh Utara, pimpinan Haji Mardisun. Setelah agresi berlalu, baru Thamrin melanjutkan pendidikan di di SMA Birugo, Bukittinggi. Saat itu dia tercatat sebagai Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia SMA Birugo. Setamat dari SMA atau tahun 1953, Thamrin Manan menimba ilmu di Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada, Jogyakarta. Empat tahun kemudian atau setelah menyandang gelar sarjana hukum, Thamrin diangkat sebagai pegawai Departemen Kehakiman.

Setahun menjadi pegawai Departemen Kehakiman di Jakarta, Thamrin ditunjuk sebagai hakuim Pengadilan Negeri Jambi, hingga kemudian ditetapkan sebagai ketua pengadilan. Empat tahun berada di Jambi, Thamrin ditarik kembali ke Jakarta, sebagai hakim Pengadilan Istimewa Jakarta. Pada tahun 1969, Thamrin Manan memilih mundur sebagai hakim, Kemudian, mendirikan Thamrin Manan Low Office di Jakarta. Selama 21 tahun menjadi pengacara di ibukota negara, Thamrin pulang kampung. Selanjutnya mendirikan LBH Krista dan melatih puluhan sarjana hukum.

Kecuali mendirikan LBH Krista, Thamrin Manan sewaktu tiba di kampung halaman juga mendirikan tiga yayasan. Diantaranya adalah Yayasan Kebangkitan Islam yang kini sedang mempersiapkan kehadiran Universitas Islam Muhammad Natsir. Kemudian, Yayasan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina (Yarsi) dan Yayasan Pendidikan Raudhatul Jannah Payakumbuh.

Selain menggeluti dunia hukum dan pendidikan, Thamrin juga berkecimpung di dunia politik. Dia merupakan Panitia Rehabilitasi Partai Masyumi dan deklarator Partai Bulan Bintang di Payakumbuh. Tidak itu saja, Thamrin juga tercatat sebagai anggota DPRD Payakumbuh 1999-2004, DPRD yang terkenal karena memberi impeachment untuk wali kota.

Sebelum meninggal, Thamrin Manan juga aktif dalam gerakan memperjuangkan Mr Syafruddin Prawiranegara sebagai pahlawan nasional. "PDRI telah diakui sebagai Hari Bela Negara, tokoh PDRI Mr Syafruddin Prawiranegera mestinya juga harus diakui sebagai pahlawan nasional," ujar Thamrin kepada Padang Ekspres, April 2010 lampau.

Jenazah Thamrin Manan sampai tadi malam, masih disemayamkan di rumah duka. Ribuan tokoh dan masyarakat, silih berganti datang melayat. Hujan yang mengguyur Payakumbuh kemarin sore, tidak membuat pelayat berhenti datang. Menurut rencana, jenazah Thamrin dikebumikan Minggu (17/7) ini di pandam pemakaman keluarga, Nagari Koto Nan Gadang. Jenazah sedikit terlambat dimakamkan, karena harus menunggu anak-anak Thamrin yang di antaranya berada di London, Inggris. (frv)
sumber : payakumbuhkota.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar